gambar

gambar
PhotobucketSELAMAT DATANG DI WEBSITE POLRES MEMPAWAH. KAMI SIAP MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN MELAYANI MASYARAKATPhotobucketMOHON MAAF, WEBSITE INI SUDAH TIDAK DIPERGUNAKAN LAGIPhotobucketSILAHKAN HUBUNGI ADMINISTRATOR DESAINER & PENULIS RACHMAT R.M Photobucket
PhotobucketHEADLINE NEWS POLRES MEMPAWAHPhotobucket

Jumat, 17 Juni 2011

Teror Bom dan Racun

Seluruh anggota Polri yang berjumlah sekitar 350 ribu personel, kini diperintahkan untuk waspada, meski tak sampai menerapkan status Siaga I. Bisa saja ancaman itu bukan sekedar ‘gertak sambal’.
Kewaspadaan ini menyusul adanya pesan singkat untuk mewaspadai teror itu disampaikan melalui pesan singkat (Short Message Service/SMS) dan BlackBerry Messanger (BBM). Pesan singkat itu tak hanya beredar di kalangan polisi, tapi juga masyarakat biasa.
Pesan itu bertuliskan ‘Yth Para pejabat Utama, para Kapolres, informasi terakhir pemeriksaan terhadap pelaku Poso, diperoleh keterangan para pelaku akan melakukan penyerangan terhadap personel Polri bukan hanya menggunakan Bom dan Senpi tetapi juga dengan cara menyebar racun di kantin2 polsek, polres dan Polda Metro, Mereka sdh trial di bekasi thd pedagang bubur ,org cina,,2 org sdh MD, agar ditingkatkan kewaspadaan dan informasikan keseluruh anggota, 87 perkembangan situasi wilayah 813. Metro 1.Rhs’
Meski beredar pesan itu, sejumlah kantin dan warung di sekitar kantor polisi tampak tak terpengaruh, polisi tetap makan di kantin atau warung langganan yang berada di dekat kantor mereka. Tak terlihat kecemasan sama sekali.
Hal sama dilakukan pedagangnya. Yeni, penjaga kantin di Polres Depok, mengaku tak tahu menahu soal ancaman teror itu. Namun, ia meyakini masakan yang dijualnya bersih dan tak beracun. “Saya ini masak sendiri dan memilih sendiri bahan makanan yang mau diolah,” ujarnya.
Namun, dia mengakui ada jajanan lain yang didapat dari penjual lain seperti uli, roti dan kue apem. “Tapi selama ini semua makanan itu baik-baik saja, penjualnya juga saya kenal,” katanya.
BEBAS RACUN
Seorang petinggi di Polres Depok juga meyakini masakan di kantin itu bebas dari racun. “Masakan itu dimasak sendiri dan penjualnya dikenal oleh semua petugas, jadi kami yakin aman untuk mengkonsumsinya,” katanya. “Meski begitu, soal keamanan tentu harus terus waspada baik ada maupun tak ada teror.”
Sikap tak takut juga terpantau di Polsek Jatingara, Jaktim. Sejumlah polisi tetap makan di warung yang berada di samping kantor itu. “Waspada sudah pasti, tapi nggak perlu takut,” ujar satu bintara.
Ia mengaku tak khawatir menyantap makanan di warung langganannya. Alasannya, pedagang bukan orang baru dan sudah bertahun-tahun makan di tempat itu. “Masak gara-gara ada teror harus ketakutan dan mencari makanan yang jauh dari kantor?” ujarnya. “Lama meninggalkan kantor malah lebih bahaya dari teror itu sendiri.”
Sebelumnya diberitakan (Pos Kota, 10/6), sejumlah SMS beredar tentang ancaman teror bom. Informasi yang disebut berasal dari Badan Informasi Nasional (BIN) itu antara lain menyebutkan bakal adanya penyerangan ke markas polisi maupun polisi yang bertugas di lapangan.
Serangan membabi buta itu dilakukan dengan menyiapkan bom seberat 15 Kg yang sudah siap ledak di Jakarta. Teroris juga telah menyiapkan persenjataan yang tinggal menunggu waktu tepat. Teror via SMS ini sempat bikin heboh anggota Polri karena kini mereka tengah sibuk mempersiapkan perayaan HUT ke-65 Polri pada 1 Juli mendatang.
Catatan Pos Kota, menjelang HUT Bhayangkara setahun lalu, hal serupa terjadi. Saat itu, teroris menggunakan sandi ‘Teman ada yang berulang tahun, kue telah disiapkan’ untuk menyerang kantor polisi dan petugas di lapangan. Pengamanan pun ditingkatkan berlipat ganda, lokasi upacara HUT POlri di Mako Brimob dibuat steril.
KAPOLDA: POLISI JANGAN TIDUR
Menanggapi isu teror yang beredar, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Drs Sutarman, memerintahkan semua kapolres, kapolsek, hingga kapospol agar siaga penuh. “Saya minta kapolres, kapolsek dan kepala pospol jangan tidur dan tingkatkan kewaspadaan,” kata kapolda saat dihubungi Pos Kota, tadi malam. Mengenai ancaman makanan beracun, kapolda mengatakan tak ada indikasi yang mengarah pada hal seperti itu.
Sutarman juga meminta petugas  Polda Metro Jaya dimanapun dia tinggal untuk turun ke lapangan mengajak  masyarakat agar bersama-sama ikut menjaga keamanan di wilayah masing-masing.
Menurut kapolda, polisi bertugas dan bertanggungjawab memberi  perlindungan kepada masyarakat. Karenanya, bila polisi lengah sedikit saja akan menjadi kesempatan teroris untuk beraksi.
Saat ini, sambung kapolda, yang menjadi prioritas anggotanya adalah menjaga obyek-obyek vital yang diduga akan menjadi sasaran teror. Selain itu, pusat hiburan dan bisnis juga mendapat pengamanan khusus dari aparat kepolisian.
“Kalau ada hal mencurigakan ataupun mendapat informasi sekecil apapun akan ada gangguan terhadap masyarakat ataupun lembaga negara, saya minta cepat bertindak,” kata Irjan Sutarman.
Kemudian, kapolda juga meminta anggotanya agar tingkatkan kewaspadaan terhadap gangguan keamanan baik itu terhadap pribadi maupun kepada lambang atau institusi Polri. Gangguan itu bisa terjadi di jalan, markas kantor polisi atau  tempat lainnnya. “Patroli harus ditingkatkan,” ujarnya.
BUKAN GERTAK SAMBAL
Dalam pandangan Mardigu Wowiek, pengamat intelijen, teror terhadap Polri melalui kiriman bom dan meracuni makanan di kantin-kantin kantornya bukan sekadar gertak sambal. ”Itu bukan ancaman kosong,” ujarnya, semalam.
Alasannya, teroris berniat melumpuhkan Polri sebagai palang pintu anti-terorisme, setelah TNI tidak lagi diizinkan sebagai garda terdepan pemberantasan terorisme. ”Teror ini sebagai sasaran jangka panjang menggembosi polisi sebagai alat negara anti-terorisme,” katanya.